- Bagaimana filosofi Ki
Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan
pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Keputusan yang tetap merupakan salah satu wujud pengejawantahan dari Prata
Triloka tersebut. Keputusan yang tepat akan menjadi bentuk teladan yang baik
sebagai pemimpin karena dengan keputusan tersebut akan tumbul rasa diperlakukan
adil sehingga menjadikan si pengambil keputusan tersebut sebagai panutan.
Keputusan yang tepat juga menjadikan orang merasa termotivasi karena merasa di
hargai di pedulikan. Seperti kasus dilema etika siswa diberi kebijaksanaan
terhadap nilai murid dengan mempertimbangkan potensi murid di bidang yang lain
akan menumbuhkan motivasi anak untuk lebih mengembankan potensinya di bidang
tersebut. Keputusan yang tepat juga bisa menjadi pendorong untuk berbuat lebih
baik. Misalnya jika ada kasus yang melibatkan guru honor dan guru pns, jika
perlakuan yang diberikan adil tanpa melihat status, maka akan mendorong
menumbuhkan rasa percaya diri guru honor tersebut karena merasa dihargai dan
diperlakukan sama. Tentu efek sebaliknya bisa terjadi jika ternyata keputusan
yang diambil terkesan membeda-bedakan. Jadi bisa disimpulkan bahwa filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka
memiliki kaitan yang sangat erat dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai
seorang pemimpin.
- Bagaimana nilai-nilai
yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang
kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Dalam pengambilan suatu keputusan, seringkali kita
bersinggungan dengan prinsip-prinsip etika. Etika di sini tidak berkaitan
dengan preferensi pribadi seseorang, namun merupakan sesuatu yang berlaku
secara universal, seperti yang telah disampaikan di atas. Seseorang yang
memiliki penalaran yang baik, sepantasnya menghargai konsep-konsep dan
prinsip-prinsip etika yang pasti.
Prinsip-prinsip etika sendiri berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan
universal yang disepakati dan disetujui bersama, lepas dari latar belakang
sosial, bahasa, suku bangsa, maupun agama seseorang.
Nilai-nilai kebajikan universal sendiri telah
dibahas dan pelajari di modul 1.2 dan 1.4,
yaitu pada saat membahas tentang Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak,
serta Budaya Positif. Diane Gossen
(1998) seorang pakar pendidikan dan praktisi disiplin positif mengemukakan
bahwa pemahaman terhadap nilai-nilai kebajikan universal ini merupakan hal
kunci yang perlu diajarkan kepada murid-murid kita. Selanjutnya Gossen
berpendapat bahwa bila kita ingin menumbuhkan motivasi instrinsik dari dalam
diri seseorang, maka tumbuhkan pemahaman terhadap nilai-nilai kebajikan
universal. Nilai-nilai kebajikan universal bisa berupa antara lain Keadilan,
Keselamatan, Tanggung Jawab, Kejujuran, Rasa Syukur, Lurus Hati, Berprinsip,
Integritas, Kasih Sayang, Rajin, Berkomitmen, Percaya Diri, Kesabaran,
Keamanan, dan lain-lain. Dari sinilah
kita bisa melihat bagaimana nilai yang tertanam dalam diri kita memiliki
peranan yang sangat penting dalam pengambilan keputusan
- Bagaimana materi
pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’
(bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan
proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan
yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah
efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas
pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh
sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Dalam proses pengambilan keputusan, selain
mengikuti 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, keterampilan yang
telah dipelajari pada modul-modul sebelumnya akan sangat membantu misalnya
keterampilan coaching, karena keterampilan ini membekali seorang guru untuk
menjadi coach bagi dirinya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk
memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi solusi sehingga dapat mengambil
keputusan dengan baik.
- Bagaimana kemampuan
guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan
berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema
etika?
Selain keterampilan coaching sebagaiman telah dipaparkan diatas, untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab,
diperlukan kompetensi kesadaran diri
(self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social
awareness) dan keterampilan berhubungan sosial
(relationship skills). Proses pengambilan keputusan seharusnya juga
dilakukan dengan kesadaran penuh (mindful) dengan berbagai pilihan dan
konsekuensi yang ada. Kompetensi Sosial Emosional
yang dimiliki akan membantu mengambil keputusan yang lebih netral dan efektif,
bukan selalu berdasarkan emosional.
- Bagaimana pembahasan
studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada
nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Disinilah pentingnya kita memahami nilai-nilai kebajikan universal (modul
1) karena keputusan yang diambil dengan nilai-nilai yang dianut oleh peserta
didik tetap akan menghasilkan keputusan yang baik. Tentu akan lebih baik
lagi jika melewati fase 9 pengujian
pengambilan keputusan. Tetapi setidaknya nilai-nilai kebaikan universal bisa
mnjadi pondasi awal pengambilan keputusan yang baik.
- Bagaimana pengambilan
keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang
positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tidak tepat bisa menimbulkan riak dan bisa
berdampak jangka panjang. Akan timbul rasa ketidak adilan, kecemburuan,
perasaan dirugikan dan diabaikan yang timbul dari keputusan yang tidak tepat.
Hal tersebut bisa menciptakan group atau kelompok-kelompok (buat yang mesara
diabaikan dan diperlakukan tidak adil) dan memicu lingkungan yang tidak
harmonis dan jauh dari lingkungan yang kondusif dan positif. Dampak jangka
panjang adalah sulitnya kepala sekolah menyatukan segenap unsur disekolah untuk
membangun sekolah yang lebih maju.
- Apakah
tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan
keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan
perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan yang sulit ketika keputusan yang diambil berkaitan dengan sesama
guru, terlebih lagi jika berkaitan dengan guru yang berpengaruh disekolah
karena keputusan yang salah bisa pengaruh besar terhadap kondusifitas
lingkungan sekolah. Salah satu hal yang bisa memancing perbedaan adalah tentang
perbedaan pandangan atau paradigma dalam melihat suatu hal.
- Apakah pengaruh
pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan
murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk
potensi murid kita yang berbeda-beda?
Dalam keterampilan pengambilan keputusan seringkali
berbagai kepentingan saling bersinggungan, dan ada pihak-pihak yang akan merasa
dirugikan atau tidak puas atas keputusan yang telah diambil. Sesulit apapun keputusan yang harus diambil
untuk permasalahan yang sama-sama benar, sebagai seorang pemimpin , kita perlu
mendasarkan keputusan kita pada 3 unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan
nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala
konsekuensi dari keputusan yang diambil. Keputusan yang diambil terkait
pengajaran harus selalu berpihak dan memerdekakan murid kita. Perbedaan potensi
bisa diakomodir dengan pembelajaran berdifferensiasi untuk memenuhi kebutuhan
murid. Hal tersebut juga bisa dituangkan dalam pengambilan keputusan untuk
tidak memaksa murid untuk memahami semua materi atau mematikan potensi murid
karena ketidakpahamannya terhadap suatu materi, tetapi keputusan harus selalu
mempertimbangkan kebutuhan dan potensi murid.
- Bagaimana seorang
pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi
kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Kasus Rayhan pada modul eksplorasi konsep yang adalah seorang murid kelas 12 yang sangat berbakat
dalam bidang seni, namun ketahuan menyontek saat
ujian matematika. Rayhan bisa kehilangan kesempatannya untuk mendapatkan
beasiswa di universitas impiannya jika Rayhan dinayatakan tidak lulus ujian
tersebut. Tetapi sekolah bisa memiliki opsi trilema, seperti memberi ujian
ulang atau susulan sehingga sekolah tidak terkesan membeda-bedakan tetapi juga
disisi lain keputusan sekolah tetap mengakomodir potensi dan kebutuhan murid.
Ini adalah contoh kasus bagaimana keputusan bisa mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-murid.
- Apakah kesimpulan
akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan
keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Modul-modul ini saling berkaitan satu sama lain dan akan sangat bermanfaat
jika kita bisa memahaminya karena bisa digunakan dalam mendukung praktik
pengampilan keputusan. Misalnya pengetajuan tentang nilai-nilai kebaikan
universal karena prinsip etika sendiri berasal dari nilai kebaikan universal
tersebut. Atau kompetensi sosial emosional akan sangat menunjang seseorang
tetap tenang dan matas secara secara emosional dalam suasana genting sehingga
keputusan yang diambil tetap selalu rasional.
- Sejauh mana pemahaman
Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu:
dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3
prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
a. Dalam pengambilan keputusan dikenal istilah Dilema
Etika dan Bujukan Moral. Dilema etika merujuk pada dua keputusan
yang kedua pilihannya sama-sama benar sedangkan Bujukan Moral merujuk pada
keputusan antara benar dan salah.
b. 4 Paradigma
pengambilan keputusan yaitu :
·
Individu
lawan kelompok (individual vs community) yaitu pertentangan antara individu/kelompok kecil lawan sebuah kelompok
yang lebih besar di mana individu ini juga menjadi bagiannya
·
Rasa
keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) yaitu pilihannya adalah antara mengikuti aturan tertulis atau tidak
mengikuti aturan sepenuhnya (dengan membuat pengecualian alasan kemurahan hati
dan kasih sayang)
·
Kebenaran
lawan kesetiaan (truth vs loyalty) jujur menyampaikan informasi berdasarkan fakta atau kita akan
menjunjung nilai kesetiaan pada profesi, kelompok tertentu, atau komitmen yang
telah dibuat sebelumnya.
·
Jangka
pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) yaitu memilih keputusan yang kelihatannya
terbaik untuk saat ini atau yang terbaik untuk masa yang akan datang.
c. 3 prinsip pengambilan keputusan yaitu :
·
Berpikir Berbasis Hasil
Akhir (Ends-Based Thinking)
ü Prinsip : saya lakukan karena itu yang terbaik untuk kebanyakan orang
ü Utilitarianisn : mengerjakan apa yang dapat menghasilkan
kebaikan terbesar untuk jumlah orang terbanyak
ü Berpusat pada konsekuensi
ü Kritik: kita tidak bisa memprediksi semua hasil
akhir
·
Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based
Thinking)
ü Prinsip: ikuti prinsip atau aturan yang telah ditetapkan
ü Deontologis, Bhs Yunani => Deon:Tugas
atau kewajiban
ü Berpusat pada "apa tugas atau kewajiban
kita"
ü Kritik : terlalu Kaku dan tidak memperhatikan
keberagaman
·
Berpikir Berbasis Rasa
Peduli (Care-Based Thinking)
ü memutuskan sesuatu dengan pemikiran apa yang anda
harapkan orang lain akan lakukan terhadap anda
d. 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan
·
Mengenali nilai-nilai yang
saling bertentangan
·
Menentukan siapa yang
terlibat dalam situasi ini
·
Kumpulkan fakta-fakta yang
relevan dengan situasi ini
·
Pengujian benar atau salah
ü Uji Legal : menguji
apakah suatu masalah melanggara peraturan hukum
ü Uji Regulasi/Standar Profesional : menguji adanya pelanggaran aturan profesi
ü Uji Intuisi : pengujian secara intuisi pengambil keputusan
ü Uji Publikasi : pengujian jika suatu masalah dipublikasi secara luas
ü Uji Panutan/Idola : pengujian keputusan apa yang akan diambil panutan kita
·
Pengujian Paradigma Benar
lawan Benar yaitu apakah suatu masalah
memenuhi kriteria sebagai dilema etika
·
Menguji dengan
Melakukan Prinsip Resolusi, apakah berbasis hasil akhir, Peraturan atau
rasa peduli.
·
Pengujian Opsi Trilema, yaitu Penyelesaian diluar 2 dilema pilihan
·
Buat Keputusan
·
Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan
Hal-hal diluar dugaan adalah banyaknya kasus dilema yang hampir serupa
ditemui di banyak sekolah. Hal yang diluar dugaan selanjutnya adalah tahapan
pengambilan keputusan ternyata tidak sesederhana yang dibayangkan tetapi
membutuhkan banyak pengujian dan jam terbang untuk kemudian terbiasa memutuskan
sesuatu.
- Sebelum mempelajari
modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai
pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan
apa yang Anda pelajari di modul ini?
Pernah, yaitu kasus yang melibatkan siswa. Perbedaan dengan yang dipelajari
di modul adalah efek kasusnya tidak sebesar jika melibatkan kepala sekolah,
kemudian penganannya tidak melewati pengujian sebagaimana di modul tetapi
dengan intuisi pertimbangan baik dan benarnya sesuai aturan.
- Bagaimana dampak
mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi
pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti
pembelajaran modul ini?
Modul ini sangat bermanfaat bagi saya karena dengan modul ini saya jadi
tahu bahwa dalam pengambilan keputusan harus melewati beberapa proses dan bisa
secara bertahap mempraktekkannya dalam lingkungan sekolah.
- Seberapa penting
mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda
sebagai seorang pemimpin?
Sangat penting, baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin. Sebagai
individu, saya secara mandiri bisa menerapkan fase atau cara pengambilan
keputusan disekolah. Sebagai pemimpin akan sangat berguna mengerti alur dan
konsep pengampilan keputusan karena keputusan seorang pemimpin akan sangat
berpengaruh terhadap keberlangsungan linkungan sekolah yang harmonis.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !